ASUMSI KLASIK ANALISIS REGRESI

ASUMSI KLASIK ANALISIS REGRESI





Panggih Wibowo
1617202072
4 Perbankan Syariah
Mata Kuliah Statistik Ekonomi ( Statistik II )
Dosen :  Mahardhika Cipta Raharja, S.E., M.Si


        A.PENDAHULUAN  

  Analisis Regresi Sederhana adalah sebuah metode pendekatan untuk pemodelan hubungan antara satu variabel dependen dan satu variabel independen. Dalam model regresi, variabel independen menerangkan variabel dependennya. Dalam analisis regresi sederhana, hubungan antara variabel bersifat linier, dimana perubahan pada variabel X akan diikuti oleh perubahan pada variabel Y secara tetap. Sementara pada hubungan non linier, perubahaan variabel X tidak diikuti dengan perubahaan variabel y secara proporsional. seperti pada model kuadratik, perubahan x diikuti oleh kuadrat dari variabel x. Hubungan demikian tidak bersifat linier. Analisis regresi adalah teknik statistika yang berguna untuk memeriksa dan memodelkan hubungan diantara variabel-variabel. Penerapannya dapat dijumpai secara luas di banyak bidang seperti teknik, ekonomi, manajemen, ilmu-ilmu biologi, ilmu-ilmu sosial, dan ilmu-ilmu pertanian. Pada saat ini, analisis regresi berguna dalam menelaah hubungan dua variabel atau lebih, dan terutama untuk menelusuri pola hubungan yang modelnya belum diketahui dengan sempurna, sehingga dalam penerapannya lebih bersifat eksploratif. Tidak selamanya ke-5 jenis asumsi klasik yang ada didalam analisis regresi digunakan semua, tergantung dari jenis regresi (sederhana atau berganda) dan jenis data yang digunakan (time series atau bukan). Uji asumsi klasik regresi terdiri dari uji normalitas, linearitas, multikolinearitas, autokorelasi dan heteroskedastisitas.

B.PEMBAHASAN

Uji asumsi klasik regresi terdiri dari uji normalitas, linearitas, multikolinearitas, autokorelasi dan heteroskedastisitas.
1.      Uji Normlaitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi yaitu variable pengganggu atau residual berdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik jika residual model regresi berdistribusi normal.
Pengujuian normalitas analisis regresi dilakukan pada residual model regresinya bukan masing-masing variabelnya. Pada aplikasinya ada kesalahpahaman dalam menafsirkan uji normalitas pada analisis regresi. Seringkali uji normalitas dilakukan pada masing-masing variable, sebenarnya tidak salah sih, tapi tidak tepat.
Uji normalitas dapat dilakukan dengan grafik seperti histogram & P-P Plot, serta uji statistic seperti Kolmogorov Smirnov. Uji normalitas menggunakan grafik memilki kelemahan karna bersifat grafik maka dapat menimbulkan persepsi yang berbeda-beda, oleh sebab itu lebih banyak yang menggunakan uji statistic dalam melakukan uji normalitas dengan uji statistik. Contoh hasil uji normalitas untuk data berdistribusi normal.




2.       Uji Linearitas
·    Uji linearitas bertujuan untuk menguji pakh model regresi yang diperoleh linear atau tidak. Karna dalam analisis regresi, model regresi tidak hanya bersifat linear tapi bisa juga bersifat kuadratik atau kubik.
·    Uji linearitas digunakan untuk mengkonfirmasikan apakah sifat linear antara dua variabel yang diidentifikasikan secara teori sesuai atau tidak dengan hasil observasi yang ada.
·    Uji linearitas dapat menggunakan uji Durbin-Watson, Ramsey Test atau uji Lagrange Multiplier.

3.      Uji Multikolinearitas
·    Digunakan untuk analisis regresi berganda (variable independent > 1)
·    Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara variable independent (bebas).
·    Model regresi yang baik, menunjukkan tidak adanya korelasi antara variable independent (bebas).
·    Uji multikolinearitas dapat dilihat berdasarkan nilai tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Jika nilai tolerance > 0,10 dan nilai VIF < 10, maka tidak terjadi multikolinearitas.
4.      Uji Autokorelasi
·    Digunakan untuk analisis regresi berganda dengan data yang bersifat periode (series), seperti data mingguan, bulanan dan tahunan.
·    Tujuannya untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t dengan kesalahan penganggu  pada periode  sebelumnya (t-1)
·    Model regresi yang baik terbebas dari masalah autokorelasi (nonautokorelasi)
·    Uji autokorelasi dapat dilakukan dengan uji Durbin-Watson. Tidak terjadi autokorelasi jika nilai Durbin-Watson (d) berada pada interval du < d < 4-du
5.      Uji Heteroskedastisitas
·   Bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain.
·   Model regresi yang baik menunjukkan tidak adanya heteroskedastisitas.
·   Uji heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan grafik plot antara nilai prediksi variable dependent (ZPRED) dengan residualnya (SRESID). Tidak terjadi heteroskedastisitas jika sebaran data menyebar, tidak membentuk pola tertentu atau mengumpul pada satu titik tertentu
·   Statistik uji dapat dilakuakan dengan Uji-Park, Uji Glejser, dan Uji white.
Pada intinya ialah tidak selamanya ke-5 uji asumsi klasik ini dilakukan semua, sesuaikan dengan kebutuhan.





Komentar

Postingan populer dari blog ini

CONTOH SOAL DAN PEMBAHASAN REGRESI LINEAR BERGANDA

TEORI ANALISIS KORELASI SEDERHANA DENGAN RUMUS PEARSON

PENGENALAN STATISTIKA DALAM MATEMATIKA SD